Operasional kegiatan ini di lapangan dilakukan melalui
Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) untuk padi non hibrida dan
padi hibrida. Penerapan teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) merupakan
instrumen perangsang (stimulus) bagi daerah sekitarnya.
Penerapan
pola ini diharapkan terbina kawasan-kawasan andalan, yang berfungsi sebagai
pusat belajar pengambilan keputusan para petani/kelompok tani, sekaligus
sebagai tempat tukar menukar informasi dan pengalaman lapangan, pembinaan
manajemen kelompok, serta sebagai percontohan bagi kawasan lainnya.
Dalam
setiap 25 ha areal SLPTT padi non hibrida dan 10 ha areal SLPTT padi hibrida,
masing-masing ditempatkan 1 unit laboratorium lapangan (LL) dengan luasan 1
Ha. Laboratorium Lapangan memperoleh
bantuan Paket Benih dan Pupuk (NPK, Urea dan Organik) serta dilengkapi dengan
fasilitasi biaya melakukan pertemuan petani pelaksana SLPTT. Sedangkan areal
SLPTT non LL hanya mendapat bantuan
benih.
SLPTT Padi Non Hibrida
di Kec. Rawang Panca Arga menggunakan Sistem Tanam Legowo 4:1
Penggunaan “sebutir
benih per lobang tanam” justru melahirkan lebih banyak anakan
Bantuan
benih yang diberikan kepada petani pelaksana SL-PTT termasuk areal LL 1 ha
berasal dari CBN dan BLBU yaitu untuk SL-PTT padi non hibrida sebesar 25 kg/ha
dan SL-PTT padi hibrida sebesar 15 kg/ha.
Luas
areal penerapan kegiatan SL-PTT TA 2011 di Kabupaten Asahan adalah: padi non
hibrida seluas 4.000 ha (160 unit LL) yang diharapkan mampu menaikkan produksi
sebesar 0,5-1 ton/ha dan di areal LL dalam SL-PTT ditargetkan mampu menaikkan
produksi sebesar 1-1,5 ton/ha, serta padi hibrida seluas 50 ha (5 unit LL) yang
ditargetkan mampu menaikkan produksi sebesar 2 ton/ha, dan di areal LL dalam SL-PTT
ditargetkan mampu menaikkan produksi sebesar 2,5 ton/ha.
Untuk
menjamin keberhasilan penerapan di lapangan dilakukan pengawalan dan
pendampingan secara intensif oleh Penyuluh Pertanian, Peneliti, POPT, PBT dan UPTD. Karena itu, dilaksanakan upaya peningkatan
pengetahuan dan keterampilan petugas melalui Pelatihan Pemandu Lapangan SL-PTT
(PL III) dengan peserta terdiri dari PPL dan KCD.
Untuk memastikan tingkat kinerja pelaksanaan SLPTT maka dilakukan pengukuran melalui uji ubinan di lokasi SLPTT sebanyak 10 unit.
Pelatihan PL-III
Padi : Praktek Lapangan Teknik Menghemat Air secara Mandiri dengan Menggunakan
Silinder Pipa Paralon
PERMASALAHAN YANG DITEMUI DAN SOLUSI YANG
DIAMBIL
Permasalahan
yang Ditemui :
ü
Bantuan benih padi non hibrida 25 kg/ha dan
padi hibrida 10 kg/ha tidak cukup karena kebiasaan petani menggunakan benih
sebanyak ± 40 kg/ha
ü
Pertemuan di kelompok tani yang diharapkan
sebanyak 8 kali pada umumnya belum terlaksana disebabkan kurangnya SDM petugas
(PPL sebagai Pemandu Lapang)
ü
Adanya keterlambatan pendropingan benih
sehingga dibeberapa kecamatan tanam pada MT.II, hal ini disebabkan pendropingan
benih pada pelaksanaan SL-PTT Tahun ini kurang efektif.
ü
Perlunya pupuk untuk lahan di luar LL
karena modal petani untuk membeli saprodi masih kurang
ü
Iklim yang kurang mendukung serta adanya
serangan hama dan penyakit pada tanaman padi
Solusi/Saran Perbaikan ke Depan :
ü
Untuk mengatasi kekurangan benih diharapkan
petani/kelompok tani agar menambah benih secara swadaya dengan varietas yang
sama.
ü
Diharapkan adanya pelatihan-pelatihan selain pelatihan PL III di kabupaten untuk
menambah SDM petugas sehingga dapat memotivasi dan menarik minat petani untuk
melaksanakan pertemuan kelompok.
Untuk ke depannya perlu ditingkatkan kerjasama antara Badan
Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan serta Badan Pengkajian Teknologi
Pertanian dalam memberdayakan penyuluh.
ü
Diharapkan pada masa mendatang
dropping benih melalui PSO.
ü Bantuan Langsung Pupuk (BLP) untuk
lahan di luar LL dapat di-dropping sesuai dengan jadwal tanam
ü
Agar petani/kelompok menerapkan P2T3 tepat
waktu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar